Teory Belajar Vygotsky menggunakan prinsip pembelajaran kelompok atau pembelajaran dengan pembimbingan.
Contoh penerapannya untuk anak SMP dan SMA:
- Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang, setiap kelompok diberi tema yang sama untuk membuat drama pendek sederhana dengan menggunakan bahasa Tionghoa. Misalnya : guru memberikan tema tentang membeli baju, tema yang diambil ini sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga murid akan lebih ingat dengan materi yang diberikan karena mereka memperagakan materi yang diterimanya, bukan hanya mendengar guru ketika menjelaskan, disini peran guru adalah sebagai pendamping, ketika murid tidak bisa, guru datang untuk membantu atau membenarkan keselahan yang dilakukan disaat dia memperagakan drama tersebut.
- Menggunakan Teknik STAD ( Student Teams – Achievement Divisions), yaitu dengan cara mengelompokkan siswa secara heterogen kemudian siswa yang pandai bertugas menjadi ketua kelompok dengan tujuan sebagai penyambung informasi yang telah disampaikan oleh guru kepada semua anggota kelompok. Ketua kelompok juga bertugas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompoknya yang kurang mengerti. Disini guru hanya bertugas untuk mengawasi jalannya proses pembelajaran, membantu memberikan solusi pada setiap permasalahan yang timbul, dan memberikan evaluasi di akhir pembelajaran. Contohnya :
Materi yang dibahas pada hari itu adalah “ Memberi salam”. Siswa yang mengklasifikasikan cara mengucapkan salam sesuai dengan waktu, tempat dan lawan bicaranya. Misalnya pada pagi hari apabila bertemu dengan guru disekolah, siswa mengklasifikasikan apa yang harus diucapkan oleh guru dan apa yang harus diucapkan oleh murid. - Teknik Teams Games Tournament ( TGT )
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah satu tipe model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Contoh :
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5-7 siswa heterogen, permainan biasanya disebut dengan komuni kata, jadi siswa pertama diberi kata oleh guru, misalnya “pang” dengan nada 2 dan meneruskan kata tersebut ke siswa lainnya yang lebih depan, hingga siswa terakhir, siswa terakhir ini bertugas untuk menulis kata yang didengarnya di papan tulis, kelompok mana yang lebih dulu menulis kata tersebut dan benar dalam penulisannya, maka kelompok itu yang menang. Permainan ini bertahap dari membisikan kata menjadi membisikan kalimat. Disini guru hanya mengawasi dan membenarkan dari keselahan pelafalan yang dilakukan oleh siswa.
Teori Vygotsky ini sangat efektif untuk pembelajaran bahasa, seperti bahasa Tionghoa, karena hal ini akan membuat siswa lebih lama ingat dengan materi yang diberikan oleh guru daripada hanya mendengar.